Kamu itu (bukan) Rangga

Dear, kamu
yang tiap pagi menyapaku dan membuat senyum yang semakin merona
Selamat pagi.
Ternyata seperti ini rasanya LDR, aku kira hanya cinta dan rangga saja yang galau ribuan purnama

Ketika aku mulai bosan dengan seluruh rutinitas yang membosankan, aku akan mengambil ponsel, mengintip photomu, membaca ulang semua pesan yang kurasa sudah ribuan kali kuulang dan mungkin saja aku sudah menghapal beberapa kalimat yang kau kirim, tapi itu tidak cukup menolong hatiku

Aku mencoba menghubungimu
dengan kecanggihan teknologi yang kurasa memang dipersiapkan untuk pelaku LDR tapi tak kutemukan jawaban di seberang sana, sejam, dua jam, sehari, seminggu bahkan bisa sebulan atau bahkan lebih aku tak mendapat kabar darimu.

Tenang, hatiku masih baik baik saja walau terkadang dia merontah, tapi jujur saja, ponsel kamu atau pemiliknya yang suka membuat saya gila, .. okay, sekali lagi saya baik baik saja, 
Kamu selalu menganggap enteng sebuah komunikasi, menghilang tanpa kabar, lupa kalau ada aku yang akan uring uringan mencarimu, menjadi salah tingkah, menangis dan mencoba berdialog lagi dengan hati, meyakinkannya sendiri bahwa kamu baik baik saja, hanya bener-bener lagi sibuk dan bahkan makanpun bisa kau lupa, semoga saja kamu tidak melupakan dirimu sendiri.

sebenarnya, semua itu tidak akan terjadi, jika kamu mau meluangkan waktumu sedikit saja sekedar berkirim kabar, walau hanya titik, koma yang kau kirim, jadi fix.. rangga itu bukan hanya 1, tp ada kamu yang menjelma menjadi rangga, kita berada di langit yang sama, masih suka nasi, dan semoga saja rindu itu masih ada.
Jarak mengajarkan sabar, mendekatkanku dengan-Nya, memelukmu dalam do'a dan semoga saja waktu mendewasakan kita, menghargai apa yang ada, mencintai tanpa harus babibu. 

dari saya

Wanitamu yang tak pernah amnesia merapal namamu di hadapan-Nya

Comments

  1. Sepertinya sebuah saran 'move on' tidak bisa membuatmu patuh. Kamu sangat tangguh, sobat. Aku hanya bisa berdoa berharap jarak tidak bisa melukaimu merajalela.

    ReplyDelete
    Replies
    1. entahlah, mungkin semesta sedang menguatkan hatiku, mengajarkan sabar yang ntah akan berakhir seperti apa, semoga saja hati dan diri selalu dalam pelukan-Nya

      Delete

Post a Comment

Popular Posts