Pulang (day 2 #30dcw)

Api yang bernama tuan
Tak mungkin padam begitu saja
Apalagi, aku yang memadamkannya
Maka,
Kubiarkan ia menjilat hatiku
Membakar tempat yang pernah ia sebut rumah ternyaman.

:Empedu saja rasa amis dari segala perbuatan
Lubangi saja hatiku dengan janjimu
Congkel nafasku agar kau tahu rasanya menahan sesak di kerongkongan

Dunia kita, dunia yang apa adanya
Tak perlu menahan gengsi apalagi ambisi
Lalu mau apa lagi, bagaimana lagi?

Sebelum tuan pergi, ia mencium keningku
Pipi kiri dan kananku merekah bak tomat bekas ciuman

Mataku terbuka
Jalanan menujumu kurasa begitu sulit kujangkau
:nanti malam datang ke mimpiku ya ayah

Kelak, orang akan mengerti
Bahwa rinduku padamu tak akan padam meski alinea telat tamat ku cerca.

Comments

Popular Posts