Dear You...

Jangan membuat Tuhan cemburu yah!!!

10.31.2014

penghujung Oktober

Ketika cinta harus segitiga, sementara hati menuntut kesetiaan, antara menyerah dan berserah?
Tak ada yang bisa menebak dimana akan bermuara, sementara airmata dan senyuman mencoba memamerkan ketenangannya.
bukan aku tak setia, tapi karena kau terlalu setia sehingga aku tak bisa memintamu untuk menunggu!!!!



________________________________________________________________

10.23.2014

berulang

malam ini terulang lagi, ntah kenapa malam jumat itu kamu selalu menghilang, ntah disengaja atau tidak yang jelas malam jumat kamu selalu menghilang dan buat aku bertanya tanya
Aku membuat diriku menangis lagi malam ini, memaksanya menerima kenyataan bahwa aku memang bukan siapa siapa, aku harus melatih hatiku agar bisa lebih kuat dan gak cengeng
aku kangen dengan aku yg dulu, begitu cuek dan sangat cuek, ntah kenapa denganmu aku begitu patuh, begitu ingin selalu sama kamu...
Tuhan, jika kau menciptkana rindu, dmana aku harus menemukan penawarnya? tolong jangan bermain main dengan hati, jatuhnya akan begitu sakit

_________________________

10.22.2014

rindu setengah air mata

Berhari hari aku membuat hatiku terus mengerti. mencoba menemanimu walau bukan aku yang kau ajak berbicara, mencoba mengerti tentang waktu yang memelukku sendiri saat menunggumu,Terasa agak sulit karena sikap yang kamu tunjukan berbeda dari kamu yang sebenarnya ku kenal. Aku mulai merasa di balik kata sayang yang kamu ucapkan padaku ada seseorang yang menikmatinya. Bukan aku.

Entah siapa? Dan untuk kesekian kalinya aku tetap memaksa hatiku untuk percaya padamu.

“ jatuh cinta itu tak mudah bagiku, aku butuh hati , aku butuh rindu dan (sedikit) air mata “

Hingga akhirnya aku tau yang sebenarnya “ cinta , kamu berkhianat ! . tapi kenapa harus aku yang kamu khianati ? ”. tapi aku tetap mengajak hatiku untuk tenang, aku tak yakin ini terjadi. Entah apa yang lebih sakit dari ini ? jika ada aku ingin merasakan itu saja. Ada yang lebih menyakitkan ?

Tapi ternyata hati ini tak bisa tenang lagi, rindu itu tlah berbulir air mata. kali ini aku tak bisa lagi memaksa hatiku untukmu. Aku yang akan pergi, lelahku sudah cukup .

Sudah !

Jangan paksa hatimu yang tak lagi untukku, biar saja aku sendiri bila denganmu hanya bisa lelahkanmu” .