30 dwc (Day ke-30)

Entah bagaimana mulanya
Di tiap nafas doa selalu berharap
Pada dinding berlukis keindahan semangat, atau tatapan kosong tak ber ide
Aku ingin merangkai aksara, tentang hari-hari berwajah puisi. Tentang ketangguhan fighter,  tentang diskusi KOUF atau tema yang terduga layaknya angin yang tiba-tiba bertiup kencang di wajahku.
Tentang tawa yang berderai, atau air mata yang jatuh di sudut yang sepi. Tentang hati yang jatuh pada tatapan sehitam malam, tentang langkahmu yang sesaat singgah di kelas online

Dear 30 dwc
Terima kasih atas ilmu, deadline manis.
entah berapa kali almanak berganti.
Masih ingat rasanya saat otak hanya bisa diam
saat tangan ini kaku merangkai kata
Tentang kepasrahan yang kau sebut ketegaran,
tentang sistem gugur yang mengajarkan bertanggung jawab
pernahkah kau berfikir diimana aku mendapatkan kekuatan bertahan selama sebulan ini?

Aku membiarkan hati, rasa, mata berkolaborasi
menggantung pada batas langit dan melayang sejauh aku memandang.
Sesaat saja kubiarkan menyesak di rongga dadaku,
sesaat kubiarkan diri ini mengabaikan janjiku.

aku merasakan sakitnya ingkar pada ikrarku
mual dan tatapan iba menghampiriku
semangat memelukku kembali
materi diskusi menyadarkanku
aku belum kalah dan tidak ingin mengalah
Biar Pemilik Semesta yang merengkuh
Dear 30dwc
Aku bukan sahabat yang tepat janji
bukan kakak atau adik yang setia diberandamu.
Bukan teman yang slalu ada saat kau butuh bercerita.
Apalagi kekasih dan pujaan hati,
entah apa…
Kamu pun tidak tahu label apa untuk seorang pemula sepertiku
Aku mungkin hanya siluet saat ini

Aku berjanji
kelak
Aku akan menjadi matahari sekaligus bintang
akan kuberikan ruang dan kutata semua materi selama 30dwc

Hari ini berakhir
tapi bukan akhir
 tapi akhir yang mengawali semua mimpi


 



Comments

Popular Posts