sepenggal doa di awal Februari (#30DWC Hari ke-8)

 Februari dan semua harapan yang pernah tertunda, janji yang kutitipkan pada musim penghujan kini kembali menyapaku.

  Ditengah kemacetan ibukota aku mencoba membuka kembali harapan itu, tapi imajiku tak mampu menyatu dengan kenyataan yang ada. Tuhan merencanakan sesuatu untukku, aku tak meragukan-Nya, kuanggap ini adalah tangga yang harus kulalui untuk sebuah kelahiran yang baru. 
Bunyi klakson di mana-mana seakan membawaku pada februari tahun lalu, kita bertengkar hebat di dalam mobil di tengah keramaian ibukota, aku yang tak kuasa menahan amarah meminta turun ditengah jalan.

suatu sore di pertengahan februari, kau kembali mengetuk pintu hatiku, entah ingin bertamu atau sekedar mengintipku saja, kali ini kubiarkan kau menjadi tamu.
Suatu malam di akhir februari, kau menawarkan sebuah janji sepaket dengan rayuan keseriusan.

Usaha untuk memoles keharmonisan dalam hubungan kita mulai kandas, seminggu, sebulan bahkan setahun kabarmu tak juga datang, ribuan e-mail yang kukirim tak satupun kau balas, jarak kita sudah cukup jauh harusnya kau tak menambahnya dengan menghilang seperti ini, andai jakarta - belanda saat itu bisa kutempuh seperti jakarta -bandung mungkin aku sudah menelanjangi jarak itu.

Ada yang sering kali tak kita mengerti dari sebuah perjalanan, terkadang kita harus melewati jalan yang berliku, lurus bahkan tersesat, bukankah setiap manusia berhak mewujudkan harapannya? namun pada akhirnya setiap langkah memiliki cerita tersendiri dengan rasa yang berbeda.
Kita pernah menyusun bahagia, merangkai purnama yang masih sama tapi waktu terkadang tak berpihak dan merubah segalanya dalam hitungan yang tak terjamah. terkadang kita yang terluka, terkadang kita yang menciptakan luka.

Kini kunanti hadirmu dengan penuh sabar. Tuhan yang Maha Baik pasti telah merancang pertemuan kita dengan cerita manis. Tapi jika boleh meminta, aku ingin bertemu denganmu di februari kali ini (ucapku dalam hati).

Hati ini milik-Nya, dan hanya Dia yang sanggup menyusunnya kembali, aku hanya berharap semoga doa dan jalannya harapan mampu melewati hari yang tak selalu ramah. 
Kau mengajarkanku kehilangan, menguji setia bermandikan tanya, kau buat aku menerka dan hatiku semakin kuat. Doaku semakin kencang di awal februari ini. Aku melirik matahari di musim penghujan, mungkin hati ini tak membutuhkan hati yang baru, hanya minta diberi ketentraman hati.

Comments

Post a Comment

Popular Posts